Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai
bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir ahun 1980-an. Pada
saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para anak jalanan. Disebabkan
dari arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman (dalam Sofa 2009).
Bahasa gaul pada umumnya digunakan sebagai sarana komunikasi di antara
remaja sekelompoknya selama kurun tertentu. Hal ini dikarenakan, remaja
memiliki bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi
diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap
tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui
apa yang sedang dibicarakannya. Masa remaja memiliki karakteristik antara lain
petualangan, pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini tercermin juga dalam bahasa
mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif menyebabkan mereka
menciptakan bahasa rahasia.
Intinya, bahasa gaul adalah bahasa yang mempunyai istilah unik, yang
menggunakan bahasa tersebut adalah para remaja dan bahasa tersebut akan terus
berkembang seiring berjalannya waktu.
Bahasa asing merupakan bahasa yang tidak digunakan oleh
orang yang tinggal di sebuah tempat yang tertentu: misalnya, bahasa
Indonesia dianggap sebagai sebuah
bahasa yang asing di Australia. Bahasa asing juga merupakan
sebuah bahasa yang tidak digunakan di tanah
air / negara asal seseorang,
misalnya; seorang penutur bahasa Indonesia yang tinggal di Australia boleh
mengatakan bahwa bahasa
Inggris adalah bahasa yang asing
untuk dirinya sendiri. Walau bagaimanapun juga, kedua definisi tersebut masihlah
kurang meliputi arti 'bahasa asing' secara keseluruhan. Lagipula, istilah
'bahasa asing' kadang-kadang diterapkan dengan cara yang dapat menyesatkan
orang lain atau yang kurang tepat.bahasa asing memiliki pengaruh terhadap
perkembagngan bahasa indonesia .Yang disebut pengaruh adalah segala sesuatu
yang menjadi penyebab sehingga sesuatu yang lain (benda, orang, dan sebagainya)
berubah dari yang aslinya. Jadi, bahasa Indonesia berubah, tidak lagi seperti
bentuk asalnya, karena pengaruh yang datang dari luar. Pengaruh dalam bahasa
dapat kita perinci antara lain sebagai berikut: 1.
pengambilan/pemungutan/peminjaman kata (kosa kata); kata yang diambil dari
bahasa lain itu biasa disebut kata pungut atau kata pinjaman (dalam istilah
Inggrisnya dinamakan loand word);
2.
pengambilan unsur bahasa seperti afiks (imbuhan: awalan, akhiran, sisipan);
3.
peniruan bentuk bahasa berupa struktur kata dan kalimat;
4.
penerjemahan, pemadanan, atau pengindonesiaan istilah.
Pembicaraan mengenai pengaruh bahasa asing penulis membatasi pada pengaruh
bahasa Arab, Inggris, dan Sansekerta. Sebenarnya ada empat bahasa asing yang
besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia, yaitu
tiga bahasa yang sudah disebutkan di atas dan bahasa Belanda, bahasa bekas
penjajah kita. Tiga setengah abad bangsa itu menempati wilayah jajahannya yang
dulu dinamai Hindia-Belanda, memerintah dan menjajah kita, karena itu pengaruh
bahasanya pun tidaklah kecil. Tidak sedikit kaum intelektual kita yang mengecap
pendidikan Belanda dan menguasai bahasa Belanda terhadap bahasa Indonesia yang
digunakan oleh mereka tidaklah kecil. Mereka berpikir dengan bahasa Belanda dan
melahirkan pikirannya dalam bahasa Indonesia dengan struktur bahasa Belanda.
Pengertian
bahasa menurut Bill Adams( dalam Ferina,2012 ) adalah sebuah
sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif.
Sedangkan menurut Wittgenstein (dalam Ferina,2012) bahasa
merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas,
dan memiliki bentuk dan struktur yang logis. Menurut Saussure ( dalam Ferina,2012) bahasa adalah
ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial
merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain. Dan
menurut Plato Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran
seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata
(ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut. Dari
beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahasa merupakan sistem lambang
bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya.
Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan
yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana
komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi. Di Indonesia terdapat
banyak bahasa yang digunakan oleh masyarakatnya yang sering disebut sebagai
bahasa daerah.
Bahasa
daerah merupakan suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah
negara kebangsaan, baik daerah kecil, negara bagian
federal atau provinsi,
atau daerah yang luas. Bahasa daerah sudah ada sejak zaman dulu. Jumlahnya
sampai beratus-ratus dan tersebar diseluruh kepulauan, mulai dari pulau Formosa
(Taiwan) di sebelah utara sampai ke Selandia Baru disebelah selatan, dari
Mandagaskar di sebelah barat sampai kepulau-pulau Paas di sebelah timur yang
merupakan suatu keluarga besar dan masih dekat hubungannya dengan Austronesia.
Faktor penghambat perkembagan bahsa
indonesia adalah segala sesuatu yang dapat menyebabkan hilangnya rasa suka
terhadap bahasa indonesia. Hal ini di era moderen sudah terjadi yang menyebabkan
remaja terutama remaja mulai terpengaruh dengan berkembangnya bahasa asing di
negara kita. Saat ini banyak terjadi pergeseran makna yang memborbadir
kekukuhan bahasa indonesia. Keberadaan bahasa indonesia mengalami banyak
perkembangan dari sejak awal terbentuknya hingga saat ini karena keterbukaanya
namun dibalik perkembangan juga ada
fenomena yang tyerjadi dewasa ini yang berkaitan dengan bahasa
indonersia (Risaf,2012), yaitu:
A. Fenomena
Positif
Bahasa
Indonesia telah berkembang dengan baik di kalangan masyarakat. Terbukti dengan
digunakannya bahasa Indonesia oleh para ibu (khususnya ibu-ibu muda) dalam
mendidik anak-anaknya. Dengan demikian, anak-anak menjadi terlatih menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan di masa depan mereka memiliki keterampilan
berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.
Kita juga
perlu berbangga hati dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam produk-produk
perusahaan luar negeri, baik dalam kemasannya, prosedur penggunaannya, maupun
keterangan produk yang dihasilkan. Mereka melakukan hal ini untuk mempermudah
promosi, sehingga produk mereka laku dipasarkan di Indonesia.
Dari contoh
di atas, dapat disimpulkan bahwa keberadaan bahasa Indonesia diakui oleh
masyarakat Internasional khususnya para pengusaha asing.
B. Fenomena
Negatif
Seiring
dengan berkembangnya zaman, banyak ditemukan perkembangan bahasa yang
menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia, seperti munculnya bahasa gaul, bahasa
komunikasi kelompok bermain atau bahasa prokem, bahasa SMS dan bahasa yang
sedang banyak dibicarakan belakangan ini yaitu Bahasa Alay.
Menurut Adidarmodjo(1992).Dewasa ini, kesadaran untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar di
kalangan remaja mulai menurun, mereka lebih senang menggunakan bahasa gaul
daripada bahasa Indonesia. Fenomena seperti ini seharusnya tidak boleh terjadi,
karena hal ini dapat merusak kebakuan dan merancukan bahasa Indonesia. Bahasa
Indonesia harus tetap berkembang, walaupun diterpa oleh kemunculan
bahasa-bahasa asing dan bahasa pergaulan
Tantang
internal linguistis berupa pengaruh negatif bahasa daerah berupa kosakata,
pembentukan kata, dan struktur kalimat. Tantangan eksternal linguistis datang
dari pengaruh negatif bahasa asing (teruatama bahasa Inggris) berupa masuknya kosakata tanpa proses pembenukan istilah dan penggunaan
struktur kalimat bahasa Inggris. Sementara itu, tantangan internal
non-linguistis berupa sikap negatif, tak acuh, dan sinis sebagian pemakai
bahasa Indonesia. Tantangan ekternal non-linguistis berupa kurangnya
penghargaan pemerintah, lembaga negara, dan lembaga profit terhadap kualitas
atau kemahiran bahasa Indonesia.
Kita
seharusnya malu jika tidak dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik,
karena kita pemiliknya. Sekarang ini, kita cenderung menyepelekan dan
mencampuradukkannya dengan bahasa daerah, seperti mencampurnya dengan bahasa
Jawa. Fenomena ini sering kali kita jumpai dalam pergaulan sehari-hari,
contohnya di sekolah, saat jam pelajaran kita menggunakan bahasa Indonesia, tetapi
saat kembali bercengkerama dengan teman-teman, kita lupa akan bahasa Indonesia.
Apalagi dengan kemunculan bahasa gaul dan bahasa prokem yang ternyata sudah
dibukukan oleh salah seorang artis ternama kita,( Sahertian dalam Sofa,2009).
Jadi,
sebaiknya antara bahasa daerah dan bahasa Indonesia harus berkembang seimbang,
agar peran bahasa Indonesia di era global ini diakui dan tetap berdiri tegak di
bumi Indonesia. Bahasa gaul, bahasa prokem, bahasa Indonesia yang mengalami
penginggrisan harus dapat ditekan dan hanya sebatas untuk komunikasi pergaulan.
Bahasa pada hakikatnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan.
Oleh karena itu, bahasa Indonesia dalam konteks kebudayaan nasional merupakan
komponen yang paling representatif dan dominan, termasuk upaya melanggengkan
kesatuan bangsa .Orang
Indonesia sebaiknya belajar mencintai bahasa nasionalnya dan belajar memakainya
dengan kebanggaan dan kesetiaan, sehingga membuat orang Indonesia berdiri tegak
di dunia ini walaupun dilanda arus globalisasi dan tetap dapat mengatakan
dengan bangga bahwa orang Indonesia menjadi bangsa yang berdulat yang mampu
menggunakan bahasa nasionalnya untuk semua keperluan modern.
Kita tidak
boleh kalah dengan bangsa lain, seperti Arab, Italia, Jerman, Prancis, Jepang,
Korea dan Cina yang bahasanya bukan Inggris, tetapi tidak mengalami proses
penginggrisan yang memprihatinkan. Masyarakat Indonesia harus dapat menunjukkan
ketahanan budayanya, warganya hanya perlu diberi semangat dan didorong agar
jangan cepat menyerah. Untuk meningkatkan peran bahasa Indonesia di era global
dan tetap mempertahankan budaya daerah seharusnya pemerintah memberlakukan
peraturan atau Undang-undang tentang tata susunan, isi, dan penggunaan bahasa
Indonesia yang benar dalam surat kabar, tabloid, maupun majalah-majalah remaja.
Sebaiknya dalam majalah remaja perlu diisikan kolom khusus bacaan berbahasa
Indonesia yang benar, untuk media elektronik, seperti TV khususnya televisi
swasta dan radio diadakan acara debat, cerdas tangkas, diskusi, dan acara yang
menggunakan bahasa Indonesia yang benar. Tetap diadakan ujian nasional bahasa
Indonesia dan pemberian penghargaan kepada orang yang mampu berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar
Dari uraian
di atas, setidaknya hal yang perlu diingat adalah hanya bahasa Indonesialah
yang mampu mendekatkan sekaligus menyatukan berbagai etnis di Indonesia,
sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan lancar dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa Indonesia bukanlah satu-satunya lambang identitas kebangsaan di NKRI.
Hal-hal lain, seperti komitmen pada bendera Merah Putih juga merupakan lambang
identitas bangsa. Tetapi, satu hal yang patut direnungkan dalam konteks ini
keduanya dapat melahirkan sikap mental yang menumbuhkan rasa kebersamaan.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai
penyampai informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran
informasi yang disampaikan. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal
penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Kendala yang
harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya
bahasa Gaul. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Dewasa ini pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja atau bahasa
Gaul,bahasa asing bahasa alay .
Seiring dengan munculnya bahasa Gaul,bahasa
asing bahasa alay dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang
ditimbulkan terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa
diantaranya sebagai berikut:
1. Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan
Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah
generasi. Apabila generasi negeri ini kian tenggelam dalam pudarnya bahasa
Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan
dalam memanggul bebannya sebagai bahasa Nasional. Dalam kondisi demikian,
diperlukan pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka
tidak mengikuti pembusukan itu.
2. Menurunnya Derajat Bahasa Indonesia
Karena bahasa Gaul yang begitu mudah untuk digunakan
berkomunikasi dan hanya orang tertentu yang mengerti arti dari bahasa
gaul,bahasa asing dan bahasa alay, maka remaja lebih memilih untuk menggunakan
bahasa tersebut sebagai bahasa sehari-hari. Sehingga bahasa Indonesia semakin
pudar bahkan dianggap kuno di mata remaja dan juga menyebabkan turunnya derajat
bahasa Indonesia.
3. Menyebabkan Punahnya bahasa Indonesia
Penggunaan
bahasa gaul,bahasa asing bahasa alay yang semakin marak di kalangan remaja
merupakan sinyal ancaman yang sangat serius terhadap bahasa Indonesia dan
pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang.
Sehingga tidak dapat dipungkiri suatu saat bahasa Indonesia bisa hilang karena
tergeser oleh bahasa Gaul,bahasa asing
dan bahasa alay di masa yang akan datang.
3.3 Upaya Mencegah Terjadinya Hambatan Perkembanagan Bahasa Indonesia
Agar Bahasa Indonesia tidak ada
hambatan dalam perkembanganya, maka kita sebagai warga Indonesia yang baik
hendaknya melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan sebelum
bahasa Indonesia benar-benar punah. Langkah yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Perlu adanya
usaha pada saat ini menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan
dalam diri generasi bangsa terhadap Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional.
Para orangtua, guru dan pemerintah sangat dituntut kinerja mereka dalam
menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan anak-anak Indonesia
terhadap Bahasa Indonesia. Dengan demikian, pemakaian Bahasa Indonesia secara
baik dan benar pada saat ini dan pada masa depan dapat meningkat.
2.
Perlu adanya tindakan nyata dari
semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan
bahasa Nasional, bahasa persatuan dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
3.
Menyadarkan masyarakat Indonesia
untuk mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar daripada
bahasa Gaul. Penyadaran ini dapat dilakukan oleh para orang tua di rumah kepada
anak-anak mereka. Dapat pula dilakukan oleh para guru kepada para siswa mereka.
Selain itu, pihak pemerintah dapat bertindak secara bijak dalam menyadarkan
masyarakat untuk mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia di negara kita.
4.
Menanamkan semangat persatuan dan
kesatuan dalam diri generasi bangsa dan juga masyarakat luas untuk memperkukuh
Bangsa Indonesia dengan penggunaan Bahasa Indonesia. Sebagaimana kita ketahui,
bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang dapat kita gunakan untuk
merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Dengan menanamkan semangat,
masyarakat Indonesia akan lebih mengutamakan bahasa Indonesia daripada
menggunakan bahasa gaul,bahasa asing dan bahasa
alay. Cara menanamkannya dapat dilakukan di rumah, sekolah dan di
masyarakat.
5.
Pemerintah Indonesia harus
menekankan penggunaan bahasa Indonesia dalam film-film produksi Indonesia. Baik
film layar lebar maupun sinetron. Dengan penggunaan bahasa Indonesia secara
benar oleh para pelaku dalam film nasional yang diperankan aktor dan aktris
idola masyarakat, masyarakat luas juga akan mengunakan bahasa Indonesia seperti
para idola mereka.
6.
Meningkatkan pengajaran bahasa
Indonesia di sekolah dan di perguruan tinggi dengan memberikan tugas praktik
berbahasa Indonesia dalam bentuk dialog dan monolog pada kegiatan bermain
drama, dalam bentuk diskusi kelompok, penulisan artikel dan makalah dan juga
dalam bentuk penulisan sastra seperti cerita pendek dan puisi. Dengan
praktik-praktik berbahasa Indonesia, dapat mengembangkan kreativitas berbahasa
Indonesia mereka dan juga dapat membiasakan mereka berbahasa Indonesia secar
baik dan benar.
7.
Membina sikap positif terhadap
bahasa Indonesia dengan jalur media masssa dan jalur kepemimpinan karena media
ini sangat luas. Jalur kepemimpinan dapat pula dilakukan sebagai salah satu
alternatif membina sikap positif terhadap bahasa Indonesia karena pemimpin
merupakan panutan masyarakat.
8.