Nama : MAHFUD RIDO’I
NRP :
6713040022
Tugas : Resume Prosman “PROSES PEMESINAN”
Definisi Proses
Pemesinan
Proses permesinan (Machining
process) merupakan proses pembentukan suatu produk dengan pemotongan dan
menggunakan mesin perkakas. Umumnya, benda kerja yang di gunakan berasal dari
proses sebelumnya, seperti proses penuangan (Casting) dan proses pembentukan
(Metal Forging). Proses permesinan ini berdasarkan bentuk alat potong dapat di
bagi menjadi 2 tipe, yaitu :
- Bermata potong tunggal (single point cutting tools)
- Bermata potong jamak (multiple points cuttings tools)
Secara umum,
gerakan pahat pada proses permesinan terdapat 2 tipe yaitu : gerak makan
(feeding movement) dan gerak potong (cutting movements). Sehingga berdasarkan
proses gerak potong dan gerak makannya, proses permesinan dapat di bagi menjadi
beberapa tipe, antara lain :
- Proses Bubut (Turning)
- Proses Sekrap (Planning, Shaping)
- Proses Freis (Milling)
- Proses Gurdi (Drilling)
- Proses Bor (Boring)
- Proses Kikir (Filling)
- Proses Gergaji atau parut (Sawing, Broaching)
- Abrasive Machining Process
1. PEMBUBUTAN
Pembubutan adalah proses pemesinan yang menggunakan
perkakas mata tunggal memotong bagian dari bendakerja bentuk silinder yang
berputar. Perkakas dihantarkan secara linear, sejajar dengan sumbu rotasi.
Pembubutan secara
tradisional dikerjakan dengan mesin perkakas yang disebut bubut, dilengkapi
dengan daya putar dengan kecepatan yang sesuai dan perkakas dihantarkan dengan
kecepatan dan kedalaman potong tertentu.
A.
Kondisi Pemotongan dalam
Pembubutan
Hubungan kecepatan rotasi
dalam pembubutan dengan kecepatan potong pada permukaan bendakerja bentuk
silinder dapat ditunjukkan dengan persamaan :

dimana : N = kecepatan
rotasi, rev/min ;
v = kecepatan
potong, ft/min (m/min);
Do = diameter
awal bendakerja, ft (m)
Operasi pembubutan akan
mengurangi diameter bendakerja dari Do
menjadi diameter akhir, Df,
(dalam ft atau m). Bila kedalaman potong adalah d (dalam ft atau m), maka :
Do – Df = 2d
Hantaran, f,
pada proses pembubutan biasanya dinyatakan dalam in./rev (mm/rev). Hantaran
ini dapat dikonversikan kedalam kecepatan hantaran linear (linear travel rate), fr,
dalam in./min (mm/min) dengan rumus :


Waktu pemesinan, Tm (menit), yang dibutuhkan
dari satu ujung bendakerja bentuk silinder ke ujung yang lain dengan panjang
potong L (in. atau mm) dapat
dinyatakan dengan persamaan :


Kecepatan pelepasan material
(material removal rate), MRR (in.3/min atau mm3/min),
MRR =
v f d
Contoh soal :
Suatu bendakerja berbentuk
silinder memiliki diameter awal (Do)
= 150 mm, panjang (L) = 1000 mm;
dibubut dengan kecepatan potong (v) =
2,5 m/detik, hantaran (f) = 0,25
mm/putaran, dan kedalaman potong (d)
= 1,5 mm.
Tentukan : a) Waktu potong pemesinan (
),

b) Kecepatan
pelepasan material (MRR).
Jawab : lihat
gambar 6.1
v = 2,5 m/detik = (2,5)(1000)(60) mm/menit
= 150.000 mm/menit
a) 

b) MRR = v f d
= (150.000) (0,25) (1,5) = 56.250 mm3/menit.
B.
Operasi Mesin Bubut
Berbagai jenis operasi
mesin bubut (selain operasi pembubutan biasa) ditunjukkan dalam gambar 9.2 :
(a)
Pembubutan muka (facing); perkakas dihantarkan secara radial
ke bendakerja yang berputar untuk mendapatkan permukaan yang datar.
(b)
Pembubutan tirus (taper turning); perkakas dihantarkan
dengan membentuk sudut tertentu terhadap sumbu putar sehingga diperoleh bentuk
konis.
(c)
Pembubutan kontour (contour turning); perkakas dihantarkan
dengan mengikuti garis bentuk tertentu sehingga diperoleh benda dengan kontour
yang sesuai dengan garis bentuk tersebut
(d)
Pembubutan bentuk (form turning); menggunakan perkakas
yang memiliki bentuk tertentu dan dihantarkan dengan cara menekankan perkakas
tersebut secara radial ke bendakerja.

Operasi pemesinan yang
lain dengan menggunakan mesin bubut
(e)
Pembubutan tepi (chamfering); tepi perkakas potong
digunakan untuk memotong tepi ujung silinder dengan sudut potong tetentu.
(f)
Pemotongan (cutoff); perkakas dihantarkan secara radial
ke bendakerja yang berputar pada suatu lokasi tertentu sehingga memotong
bendakerja tersebut.
(g)
Penguliran (threading); perkakas yang runcing dihantarkan
secara linear memotong permukaan luar bendakerja yang berputar dalam arah yang
sejajar dengan sumbu putar dengan kecepatan hantaran tertentu sehingga
terbentuk ulir pada silinder.
(h)
Pengeboran (boring); perkakas mata tunggal dihantarkan
secara linear, sejajar dengan sumbu putar, pada diameter dalam suatu lubang
bendakerja yang telah dibuat sebelumnya.
(i)
Penggurdian (drilling); penggurdian dapat dilakukan dengan
mesin bubut, dengan menghantarkan gurdi ke bendakerja yang berputar sepanjang
sumbu putarnya. Perluasan lubang (reaming)
dapat juga dilakukan dengan cara yang sama.
(j)
Knurling, merupakan operasi
pembentukan logam untuk menghasilkan pola lubang palka menyilang pada permukaan
luar bendakerja.
Pembubutan biasa,
pembubutan muka, pembubutan tirus, pembubutan kontour, pembubutan tepi, dan pengeboran
menggunakan perkakas mata tunggal.
Operasi penguliran juga
menggunakan perkakas mata tunggal tetapi dengan geometri yang berbeda.
Pembubutan bentuk menggunakan perkakas khusus yang disebut perkakas bentuk (form tool) yang didesain secara khusus.
Pemotongan pada dasarnya juga menggunakan perkakas bentuk, sedang penggurdian
dikerjakan dengan gurdi.
Knurling dibentuk dengan perkakas knurling
berupa rol pembentuk yang keras. Permukaan bendakerja yang berputar ditekan
dengan rol pembentuk sehingga terbentuk pola knurling.
C. Bubut Mesin
Bubut sederhana yang
digunakan untuk pembubutan adalah bubut mesin (engine lathe), yang merupakan perkakas mesin serbaguna,
dioperasikan secara manual, dan banyak dipakai dalam kecepatan produksi rendah
sampai sedang.
2. PENGEBORAN
Hampir sama dengan pembubutan,
sama-sama menggunakan perkakas mata tunggal. Pembubutan memesin diameter luar
sedang pengeboran memesin diameter dalam suatu silinder. Jadi sebenarnya
pengeboran merupakan proses pembubutan
sisi dalam suatu bendakerja. Perkakas mesin yang digunakan untuk operasi
pengeboran disebut mesin pengeboran (boring
machines) atau (boring
mills).
Berdasarkan letak sumbu
putar spindel dan bendakerja, mesin pengebor dapat dibedakan atas dua jenis,
yaitu :
·
mesin pengebor horisontal, dan
·
mesin pengebor vertikal.
Mesin pengebor horisontal (horizonal boring machine, HBM),dapat digunakan untuk melakukan
operasi pengeboran, penggurdian, dan pemfraisan.
Mesin pengebor vertikal (vertical boring machine, VBM),
digunakan untuk bendakerja yang besar dan berat dengan diameter yang besar;
biasanya diameter bendakerja lebih besar daripada panjangnya
3. PENGGURDIAN DAN OPERASI YANG TERKAIT
Penggurdian adalah operasi
pemesinan yang digunakan untuk membuat lubang bulat pada bendakerja. Penggurdian
pada umumnya menggunakan perkakas berbentuk silinder yang memiliki dua tepi
potong pada ujungnya. Hantaran perkakas
dilakukan dengan menekan gurdi yang berputar ke dalam bendakerja yang diam
sehingga diperoleh lubang dengan diameter yang sesuai dengan diameter gurdi.
A. Penggurdian
dengan Gurdi Puntir (Twist Drill)
Diantara berbagai macam
perkakas pemotong untuk pembuatan lubang, sejauh ini gurdi puntir yang paling
umum digunakan. Diameter gurdi berkisar antara 0,006 (0,15 mm) hingga 3,0 in. (7,5
mm). Geometri gurdi puntir yang standar ditunjukkan dalam gambar.
Badan gurdi memiliki dua
alur spiral. Sudut alur spiral disebut sudut heliks, yang besarnya sekitar 30o.
Selama pengoperasiann, alur berfungsi sebagai jalan keluar
ekstraksi serpihan dari
lubang. Walaupun diperlukan alur yang lebar untuk memberikan kelonggaran
maksimum keluarnya serpihan, tetapi badan gurdi harus mampu menahan beban
sepanjang panjangnya. Oleh karena itu ketebalan antara kedua alur (disebut web) harus dibuat dengan ketebalan
tertentu sehingga mampu menahan beban yang dialami.

Geometri standar gurdi punter
Pada ujung gurdi puntir
terdapat mata potong. Sudut mata potong (point
angle) besarnya sekitar 118o. Ujung mata potong pada umumnya
berbentuk tepi pahat (chisel edge).
Tepi pahat ini dihubungkan dengan dua tepi potong (cutting edge) yang mengarah pada alur. Bagian dari setiap alur yang
berdekatan dengan tepi potong berfungsi sebagai permukaan garuk perkakas.
Perputaran dan hantaran gurdi dihasilkan oleh gerakan relatif antara tepi
potong dan bendakerja sehingga terbentuk serpihan. Kecepatan potong pada setiap
tepi potong beragam tergantung pada jaraknya dari sumbu putar, semakin jauh
dari sumbu putar semakin efisien, dan semakin dekat dengan sumbu putar semakin
tidak efisien proses pemotongannya
B. Kondisi
Pemotongan dalam Penggurdian
Kecepatan potong dalam
operasi penggurdian adalah kecepatan permukaan pada diameter luar gurdi. Bila N adalah kecepatan putar dari spindel
dalam rev./min., dapat dituliskan persamaan :

dimana : v = kecepatan
potong, ft/min (mm/min);
D = diameter
gurdi, ft (mm)
Hantaran, f,
pada proses penggurdian dinyatakan dalam in./rev (mm/rev). Hantaran ini
dapat dikonversikan kedalam kecepatan hantaran, fr dalam in./min (mm/min.) dengan menggunakan persamaan
yang sama dengan pembubutan :
fr = Nf atau 

Lubang gurdi dapat berupa
lubang tembus (through hole) atau
lubang buntu (blind hole) seperti
ditunjukkan dalam gambar 9.10. Waktu pemesinan, Tm (menit), yang dibutuhkan dalam penggurdian lubang
tembus (gambar 9.10.a) dapat ditentukan dengan persamaan :


dimana : t = ketebalan
bendakerja, in (mm);
A = jarak
yang diukur dari ujung gurdi sampai diameter penuh, in. (mm).
Bila q adalah sudut potong
gurdi, maka A dapat ditentukan :
A = 0,5
D tan (90 - q/2) atau
A = 0,5 D cot q/2
Waktu pemesinan, Tm (menit), yang dibutuhkan
dalam penggurdian lubang buntu (gambar 9.10.b) dapat ditentukan dengan
persamaan :

dimana : d = kedalaman
lubang bendakerja, in (mm).

Dua jenis lubang (a) lubang tembus, (b) lubang buntu
Kecepatan pelepasan
material, MRR, (in.3/min
atau mm3/min), dalam proses penggurdian merupakan perkalian antara
luas bidang melintang dari gurdi dengan kecepatan hantaran

Persamaan
ini hanya berlaku setelah gurdi mencapai diameter penuh dan tidak termasuk
pendekatan awal gurdi ke bendakerja.
C.
Operasi yang Berkaitan dengan
Penggurdian
Operasi yang berkaitan
dengan penggurdian ini biasanya diawali dengan pembuatan lubang dengan gurdi,
kemudian dimodivikasi dengan operasi-operasi seperti ditunjukkan dalam gambar
berikut ini.
(a)
Pembesaran lubang (reaming), yaitu operasi pembesaran lubang
sedikit lebih besar dibandingkan dengan diameter lubang sebelumnya agar
diperoleh toleransi yang lebih baik, dan juga untuk memperbaiki permukaan akhir
lubang. Perkakas yang digunakan disebut reamer
yang biasanya memiliki alur lurus.
(b) Penguliran (tapping), yaitu operasi pembuatan
ulir sekrup pada permukaan sebelah dalam suatu lubang yang telah disiapkan
sebelumnya.
(c)
Pembesaran ujung lubang (counterboring), yaitu pembesaran pada
ujung lubang sehingga terdapat dua lubang yang berurutan, dimana lubang yang
lebih besar diikuti oleh lubang yang lebih kecil; biasanya digunakan untuk
peletakan kepala baut masuk ke dalam lubang sehingga rata dengan permukaan benda.

Operasi pemesinan yang terkait dengan
penggurdian
(d) Pembesaran serong ujung lubang (countersinking), hampir sama dengan counterboring
tetapi pembesaran dilakukan menyerong sehingga diperoleh ujung lubang berbentuk
konis (kerucut); digunakan untuk peletakan sekrup dan baut kepala rata.
(e)
Pemusatan (centering/centerdrilling), yaitu operasi
penggurdian yang digunakan untuk pembuatan lubang awal agar proses penggurdian
berikutnya lebih stabil dan memiliki akurasi yang lebih baik.
(f)
Perataan muka (spotfacing), hampir sama dengan frais yaitu
operasi perataan permukaan bendakerja pada daerah tertentu.
4. FRAIS (MILLING)
Frais adalah operasi pemesinan dimana bendakerja
dihantarkan ke perkakas berbentuk silinder yang berputar. Perkakas frais
memiliki tepi potong jamak, tetapi pada keadaan khusus kadang-kadang digunakan
perkakas dengan satu tepi potong (disebut
fly-cutter). Perbedaan gurdi dengan
frais terletak pada arah hantarannya. Arah hantaran pada mesin frais tegak
lurus dengan sumbu putarnya, sedang pada gurdi hantaran searah dengan sumbu
putar perkakas.
A. Jenis Operasi Frais
Terdapat dua jenis operasi
dasar seperti ditunjukkan dalam gambar, yaitu :
(a)
frais keliling/datar (peripheral/plain
milling), dan
(b) frais muka (face milling).

Dua jenis operasi dasar pemfraisan
Frais keliling/datar; sumbu perkakas sejajar dengan
permukaan yang akan dimesin, dan operasi dilakukan oleh tepi potong yang
terletak pada keliling luar perkakas. Terdapat beberapa jenis operasi frais
keliling, seperti ditumjukkam dalam gambar
yaitu :
(a)
Frais selubung (slab milling), bentuk dasar frais
keliling dimana lebar pemotong melewati kedua sisi bendakerja;
(b)
Frais celah (slotting/slot milling), lebar pemotong lebih
kecil dari lebar bendakerja, digunakan untuk membuat alur pada bendakerja (
bila pemotong sangat tipis, maka dapat digunakan untuk pembuatan alur yang
sempit atau memotong bendakerja menjadi dua, disebut frais gergaji/saw milling);
(c)
Frais sisi (side milling), pemotong digunakan untuk
memesin sisi bendakerja;
(d) Frais kangkang (straddle
milling), hampir sama dengan frais sisi, tatapi digunakan untuk memotong kedua
sisi bendakerja.
![]() |

Beberapa jenis operasi frais keliling
Dalam frais keliling
terdapat dua kemungkinan arah putaran yang dapat dimiliki.
![]() |


Dua kemungkinan arah putaran frais
(a) Putaran frais ke atas,
juga disebut frais konvensional :
- Arah gerakan gigi pemotong berlawanan dengan arah hantaran
bendakerja;
- Serpihan yang dihasilkan oleh setiap gigi dimulai dari pemotongan
sangat tipis, kemudian bertambah tebal;
- Arah gaya potong tangensial terhadap keliling pemotong sehingga
pada saat gigi pemotong bekerja cendrung mengangkat bendakerja ke atas.
(b) Putaran frais ke bawah,
juga disebut frais panjat :
- Arah gerakan gigi
pemotong searah dengan arah hantaran bendakerja;
- Panjang serpihan
yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan frais ke atas, sehingga umur
perkakas akan cendrung lebih lama;
- Arah gaya potong ke
bawah, pada saat gigi pemotong bekerja cendrung menekan bendakerja sehingga
pegangan bendakerja pada meja mesin menjadi lebih baik.
Frais Muka, sumbu perkakas tegak lurus dengan permukaan yang akan
dimesin, dan operasi dilakukan oleh tepi potong pada kedua ujung dan keliling
luar perkakas. Terdapat beberapa jenis operasi frais muka seperti ditumjukkan
dalam gambar yaitu :
(a)
Frais muka konvensional (convensional face milling), lebar pemotong lebih
besar dari lebar bendakerja, sehingga melewati kedua sisi bendakerja;
(b)
Frais muka parsial (partial face milling), memotong bendakerja
hanya pada satu sisi;
(c)
Frais ujung (end milling), diameter pemotong lebih kecil
daripada lebar bendakerja, sehingga terbentuk alur pada bendakerja;
(d) Frais profil (profile
milling), bentuk pemotong sama dengan frais ujung, digunakan untuk memotong
keliling luar bendakerja yang datar;
(e)
Frais saku (pocket milling), bentuk pemotong sama
dengan frais ujung, digunakan untuk membuat lubang dangkal pada bendakerja yang
datar;
(f)
Frais kontour permukaan (surface contouring), ujung pemotong berbentuk
bola, digunakan untuk membuat bentuk permukaan tiga dimensi.
Pemotong Frais
Klasifikasi perkakas
potong frais sesuai dengan jenis operasi frais seperti yang dijelaskan
sebelumnya, yaitu :
(1) Pemotong frais datar/plain
milling cutter digunakan untuk operasi frais keliling atau selubung,
berbentuk silinder dengan beberapa baris gigi. Sisi potong pada umumnya
berbentuk sudut heliks untuk mengurangi impak pada bendakerja. Elemen geometri
perkakas ditunjukkan dalam gambar

Elemen geometri perkakas
pemotong frais datar
(2) Pemotong frais bentuk/form
milling cutter, merupakan pemotong frais keliling yang memiliki sisi potong
dengan profil khusus sesuai dengan bentuk produk yang diinginkan. Pemotong
frais bentuk banyak digunakan untuk pembuatan roda gigi.
(3) Pemotong frais muka/face
milling cutter, didesain dengan gigi pada kedua ujung dan dan keliling luar
perkakas. Frais muka dapat dibuat dengan baja kecepatan tinggi/high speed steel, HSS atau dengan cara
menyisipkan karbida semented

Elemen geometri perkakas
pemotong frais muka
(a)
pamdamgam samping dan (b) pandangan bawah
(4) Pemotong frais ujung/end
milling cutter (gambar 9.17.c), bentuknya menyerupai perkakas gurdi, tetapi
pemotongan awal tidak menggunakan ujung perkakas melainkan dengan gigi potong
kelilingnya. Pemotong frais ujung dapat didesain dengan ujung persegi, ujung
radial, dan ujung bola. Pemotong frais ujung dapat digunakan untuk operasi
frais muka, frais profil dan saku, pemotongan alur, pengukiran, pemotongan
kontour permukaan, dan pemotongan stempel (die
sinking).
B. Kondisi Pemotongan dalam Frais
Kecepatan potong
ditentukan pada diameter luar pemotong frais, yang dapat dikonversikan dengan
kecepatan putar spindel, N, dinyatakan
dalam rev./min. dengan persamaan
sebagai berikut :

dimana : v = kecepatan
potong, ft/min (mm/min);
D = diameter
luar pemotong frais, in. (mm).
Hantaran, f,
dalam frais merupakan hantaran dari setiap gigi pemotong; disebut beban
serpihan (chip load), dinyatakan
dalam in./gigi (mm/gigi). Hantaran ini dapat dikonversikan kedalam kecepatan
hantaran, fr dalam in./min
(mm/min.) dengan memperhitungkan kecepatan spindel, v, dan jumlah gigi pemotong, nt
:
fr = N nt f atau


Kecepatan pelepasan
material, MRR, (in.3/min
atau mm3/min), dalam proses frais merupakan perkalian antara luas
bidang melintang dari pemotongan dengan kecepatan hantaran. Sesuai dengan hal
tersebut, dalam operasi frais selubung, bila lebar bendakerja yang dipotong w, dan kedalaman potong d, maka
:
MRR = w.d.fr
Persamaan
di atas berlaku pula untuk operasi frais ujung, frais sisi, frais muka, operasi
frais yang lain.
Waktu pemesinan, Tm (menit), yang dibutuhkan
dalam operasi frais bila panjang bendakerja L
adalah :
(1) Untuk operasi frais
selubung, ditunjukkan dalam gambar berikut ini.

Pandangan samping masuknya
pemotong ke dalam bendakerja
pada operasi frais
selubung


dimana : L = panjang bendakerja, in (mm);
A = jarak
untuk mencapai kedalaman potong penuh, in. (mm).
Bila d = kedalaman potong, in (mm), dan D = diameter luar pemotong,
in (mm), maka dapat ditentukan :

(2)
Untuk operasi frais muka, ditunjukkan dalam gambar berikut ini




Pandangan atas masuknya pemotong ke
dalam bendakerja
pada operasi frais muka


Terdapat dua kemungkinan :
-
Bila posisi pemotong berada pada tengah-tengah bendakerja
(gambar 9.21.a), maka:

dimana : A = jarak untuk mencapai kedalaman potong penuh,
in. (mm);
O = jarak setelah meninggalkan bendakerja, in.
(mm);
D = diameter
pemotong, in. (mm).
-
Bila posisi pemotong berada pada salah satu sisi bendakerja
(gambar 9.21.b), maka :

dimana : w = lebar potong, in. (mm).
Mesin Frais
Mesin frais memiliki
spindel yang berputar untuk proses pemotongan dan meja untuk meletakkan,
memposisikan, dan menghantarkan bendakerja.
Sebagai awal pembahasan, mesin
frais dapat diklasifikasikan atas dua jenis :
-
mesin frais horisontal, dan
-
mesin frais vertikal.
Mesin frais horisontal,
memiliki spindel horisontal dan didesain untuk operasi frais keliling,
seperti frais selubung, frais alur, frais sisi, dan frais kangkang.
Mesin frais vertical,
memiliki spindel vertical dan didesain untuk operasi frais muka, frais
ujung, frais kontour permukaan, dan pemotongan stempel.
Dalam pembahasan
selanjutnya mesin frais diklasifikasikan atas beberapa jenis, yaitu :
-
lutut dan kolum (knee
and column),
-
jenis bangku (bed type),
-
jenis serut (planer
type),
-
frais penjejak (tracer
mills),
-
mesin frais CNC.
Mesin Frais Lutut dan Kolum
Mesin frais lutut dan
kolum adalah perkakas mesin dasar untuk operasi frais. Nama ini diberikan
karena mesin memiliki dua komponen utama yaitu lutut dan kolum.
Komponen-komponen mesin frais lutut dan kolum adalah :
-
Dasar (base) untuk menunjang semua komponen mesin
frais,
-
Kolum untuk menunjang spindel
dan lutut,
-
Lutut untuk menunjang sadel dan
meja kerja, dapat digerakkan dalam arah vertikal (sumbu z),
-
Sadel, diletakkan di atas lutut
untuk menunjang meja kerja, dapat digerakkan dalam arah melintang (sumbu y),
-
Mejakerja, diletakkan di atas sadel
untuk menunjang bendakerja, dapat digerakkan dalam arah memanjang (sumbu x).
Jenis ini dapat dibedakan
atas dua versi, seperti ditunjukkan dalam gambar, yaitu :
(a)
mesin frais lutut dan kolum horisontal, dan
(b) mesin frais lutut dan
kolum vertikal.

Dua jenis mesin frais lutut dan kolum
Mesin frais lutut dan kolum horisontal, memiliki :
-
Arbor, biasanya berupa tangkai
yang digunakan untuk memegang perkakas potong dan digerakkan oleh spindel,
-
Lengan atas (overarm), digunakan untuk menunjang arbor pada sisi yang bersebrangan dengan spindel.
Mesin frais lutut dan kolum vertikal: perkakas potong dapat
langsung dipasang pada spindel tanpa menggunakan arbor.
Terdapat mesin frais lutut
dan kolum yang didesain khusus, seperti ditunjukkan dalam gambar, yaitu :
(a)
mesin frais universal (universal
milling machine ), dan
(b)
mesin frais ram (ram
milling machine ).
Mesin frais universal, memiliki meja yang dapat diputar
dalam bidang horisontal (sekitar sumbu vertikal) ke suatu sudut tertentu,
sehingga memungkinkan dapat memotong bendakerja dalam bentuk melingkar dan
heliks.
Mesin frais ram, memiliki ram yang dapat diatur masuk
dan keluar di atas mejakerja untuk memposisikan pemotong relatif terhadap
bendakerja, sehingga memungkinkan dapat mengerjakan bendakerja dalam berbagai
bentuk.
Frais Jenis Bangku
Mesin frais jenis bangku
didesain untuk produksi massal, memiliki kekakuan (rigiditas) lebih tinggi
dibandingkan dengan mesin frais lutut dan kolum, sehingga dapat digunakan untuk
kecepatan hantaran dan kedalaman potong yang lebih tinggi untuk menghasilkan
kecepatan pelepasan material (MRR)
yang lebih tinggi pula. Karakteristik konstruksi mesin perkakas ini ditunjukkan
dalam gambar berikut ini.
-
Mejakerja dipasang langsung di atas bangku, sehingga memiliki
rigiditas yang lebih baik daripada mesin frais lutut dan kolum;
-
Pemotong dipasang pada kepala spindel yang dapat diatur
ketinggiannya sepanjang kolum mesin;
-
Penyetelan lintang dibuat dalam pena atau ram spindel;
-
Nama simpleks, dupleks, tripleks menunjukkan secara
berturut-turut bahwa mesin dilengkapi dengan kepala spindel tunggal, ganda, dan
tripel.
-
Kepala spindel dalam mesin simpleks dapat berupa model
horisontal atau vertikal;
-
Kepala spindel dalam mesin duppleks diposisikan horisontal
dan satu sama lain dipasang saling berhadapan agar dapat dioperasikan secara
bersamaan;
-
Kepala spindel dalam mesin tripleks ditambahkan satu kepala
spindel lagi yang dipasang vertikal di atas bangku untuk menambah kemampuan
pemesinannya.
Frais Jenis Serut
Frais jenis serut ini
adalah jenis mesin frais yang paling besar. Konstruksinya mirip dengan konstruksi
mesin serut, pahat mata tunggal diganti dengan pahat mata jamak (pahat frais),
dengan karakteristik sebagai berikut :
-
Memiliki satu atau lebih kepala frais sebagai pengganti pahat
mata tunggal yang digunakan pada mesin serut;
-
Gerakan hantaran menuju perkakas dilakukan oleh bendakerja;
-
Mejakerja dan bangku mesin sangat berat dan relatif rendah
dari lantai;
-
Kepala frais ditunjang oleh struktur yang memiliki rel
sehingga dapat digerakkan melintang terhadap meja.
Frais Penjejak
Frais penjejak disebut
juga frais profil (profilling mill),
didesain untuk mereproduksi geometri benda yang tidak beraturan yang telah
dibuat dalam bentuk pola/mal (template).
Dengan menggunakan hantaran oleh operator atau hantaran automatik oleh perkakas
mesin, probe penjejak dikendalikan untuk mengikuti pola, sementara kepala frais
menduplikasi benda yang diidentifikasi oleh probe untuk dimesin sesuai dengan bentuk
yang diinginkan. Frais penjejak dapat dibagi atas dua jenis berikut ini :
-
Penjejak x-y, dimana pola memiliki bentuk datar dengan garis
luar yang akan dibentuk menggunakan kendali dua sumbu;
-
Penjejak x-y-z, dimana probe mengikuti pola tiga dimensi menggunakan
kendali tiga sumbu.
Frais penjejak dapat
digunakan untuk membuat bentuk yang tidak mudah dihasilkan dengan hantaran
bendakerja terhadap perkakas potong frais dengan cara sederhana. Penggunaannya
termasuk untuk pembuatan cetakan biasa (molding)
dan cetakan tekan (dies). Saat ini
penggunaan mesin frais penjejak telah digantikan dengan menggunakan mesin frais
kendali numerik komputer (computer
numerical control, CNC).
Mesin Frais CNC
Mesin frais CNC adalah
mesin frais perkakasnya dikendalikan dengan data numerik. Mesin frais CNC
khususnya sangat cocok digunakan untuk operasi frais profil, frais saku, frais
kontour permukaan, dan pemotongan stempel (die
sinking), dalam dua atau tiga sumbu mejakerja dikendalikan secara bersamaan
untuk memproleh benda potong yang sesuai dengan yang diinginkan. Seorang
operator biasanya hanya bertugas mengganti perkakas, memasang dan mengambil
bendakerja.
PUSAT PEMESINAN DAN PUSAT PEMBUBUTAN
Pusat pemesinan adalah
perkakas mesin automatik yang memiliki kemampuan sangat tinggi untuk melakukan
operasi majemuk dibawah kendali CNC dan memerlukan perhatian manusia sangat
kecil. Operasi mesin ini pada umumnya menggunakan perkakas potong yang berputar
seperti frais dan gurdi. Keistimewaan pusat pemesinan yang membuat mesin ini
sangat produktif adalah :
-
Penggantian perkakas
automatik;
untuk mengganti dari satu operasi keoperasi berikutnya perkakas pemotong harus
diganti pula. Hal ini dilakukan pada pusat pemesinan dibawah kendali program NC
oleh pengganti perkakas automatik yang didesain untuk menggantikan pemotong
antara spindel perkakas mesin dan drum penyimpan perkakas (tool storage drum). Kapasitas drum ini biasanya berkisar antara 16
sampai 80 perkakas potong.
-
Pemuat-penurun palet (pallet shuttle); beberapa pusat pemesinan
dilengkapi dengan dua atau lebih pemuat-penurun palet (bangku kecil) yang dapat
secara automatik mentransfer bendakerja ke spindel untuk dimesin. Dengan dua
pemuat-penurun, operator dapat menurunkan bendakerja yang telah selesai
dikerjakan dan memasang bendakerja berikutnya, sementara mesin masih beroperasi
mengerjakan bendakerja yang lain. Hal ini dapat mengurangi waktu pemesinan yang
tidak produktif.
-
Penempatan bendakerja
automatik;
beberapa pusat pemesinan memiliki lebih dari tiga sumbu. Mesin sering dilengkapi
dengan meja putar, sehingga dalam hal ini diperlukan satu sumbu tambahan untuk
menempatkan bendakerja pada sudut tertentu terhadap spindel. Meja putar
memungkinkan untuk melakukan pemesinan pada empat sisi bendakerja dengan sekali
pengaturan.
Berdasarkan orientasi
spindel, pusat pemesinan diklasifikasikan dalam :
-
horisontal,
-
vertikal, atau
-
universal.
Pusat pemesinan horisontal; biasanya digunakan untuk memesin
bendakerja bentuk kubus, dimana pemotong dapat memesin keempat sisi vertikal
kubus.
Pusat pemesinan vertical; cocok digunakan untuk memesin
bendakerja yang datar, dimana perkakas dapat
memesin bagian atas bendakerja.
Pusat pemesinan universal; memiliki kepala yang dapat memutar
sumbu spindel pada sudut tertentu antara horisontal dan vertikal.
Setelah pengembangan pusat
pemesinan CNC berhasil kemudian dikembangkan pusat pembubutan CNC (CNC turning centers), yang mampu
melakukan pembentukan berbagai jenis pembubutan dan operasi terkait, pembubutan
bentuk, dan penempatan perkakas secara automatik, semua dikendalikan dengan
komputer. Beberapa hal rumit yang dapat dilakukan dengan pusat pembubutan
adalah :
-
pengukuran bendakerja, yaitu mengecek dimensi-dimensi utama
setelah dimesin,
-
memonitor perkakas dengan menggunakan sensor sehingga dapat
diketahui bila perkakas sudah aus,
-
penggantian perkakas secara automatik, bila perkakas sudah
aus, dan
-
penggantian bendakerja secara automatik setelah selesai
dikerjakan.

Contoh operasi mesin pusat
bubut-frais CNC (CNC mill-turn center)
Pengembangan teknologi
perkakas mesin CNC yang terakhir adalah pusat
bubut-frais CNC (CNC mill-turn center).
Mesin ini memiliki konfigurasi seperti pusat pembubutan biasa, tetapi
dengan tambahan dapat memposisikan bendakerja bentuk silinder pada sudut tertentu
sedemikianrupa sehingga perkakas potong putar (misalnya pemotong frais) dapat
memesin bagian luar bendakerja, seperti ditunjukkan dalam gambar 9.25. Pada
pusat pembubutan biasa tidak memiliki kemampuan menghentikan bendakerja pada
posisi yang kaku, dan tidak memiliki spindel perkakas putar.
5.
OPERASI PEMESINAN YANG
LAIN
Selain operasi bubut,
gurdi, dan frais, terdapat operasi pemesinan yang lain yaitu :
-
pengetaman (shaping)
dan penyerutan (planning),
-
pembesaran lubang (broaching),
dan
-
penggergajian (sawing).
A. Pengetaman dan Penyerutan
Pengetaman dan penyerutan
hampir sama, kedua-duanya mempergunakan perkakas mata tunggal yang menggerak
lurus relatif terhadap bendakerja.
Perbedaan dari kedua mesin ini ditunjukkan dalam gambar sebagai berikut
:
-
pada operasi pengetaman, pemotongan dilakukan oleh gerakan
perkakas, sedang gerakan hantaran dilakukan oleh bendakerja (gambar a),
-
pada operasi penyerutan, pemotongan dilakukan oleh gerakan
bendakerja, sedang gerakan hantaran dilakukan oleh perkakas (gambar b).

(a) Pengetaman, (b) Penyerutan
·
Pengetaman
Komponen mesin ketam
ditunjukkan dalam gambar, terdiri dari :
-
ram, bergerak relatif
terhadap kolum untuk melakukan gerakan memotong,
-
mejakerja, memegang bendakerja dan
melakukan gerakan hantaran,

Komoponen mesin ketam
Urutan gerakan ram dan mejakerja pada proses pemotongan :
-
Ram melakukan langkah maju (forward stroke), untuk memotong;
-
Ram melakukan langkah balik (return stroke), dengan sedikit mengangkat perkakas agar tidak
bergesekan dengan bendakerja;
-
Setelah langkah balik selesai, meja melakukan gerakan lateral
relatif terhadap gerakan ram untuk menghantarkan bendakerja;
-
Siklus potong diulang kembali sampai keseluruhan pekerjaan
selesai.
Mekanisme gerakan ram
dapat dilakukan dengan penggerak hidraulik
atau mekanik.
Penggerak hidraulik
memiliki kelebihan dibandingkan dengan penggerak mekanik :
-
Gerakan ram dapat dibalik dimana saja dalam segala arah
perjalanan,
-
Kecepatan potong dan tekanan dalam pergerakan ram konstan
dari awal sampai akhir pemotongan.
Kekurangannya, penggerak
hidraulik harganya lebih mahal dibandingkan penggerak mekanik.
Baik penggerak mekanik
maupun penggerak hidraulik kedua-duanya didesain agar memiliki gerakan balik
yang lebih cepat dibandingkan dengan gerakan memotong, sehingga efisiensi kerja
mesin dapat ditingkatkan.
·
Penyerutan
Mesin serut dirancang
untuk melepaskan logam dengan menggerakkan meja dalam garis lurus terhadap
pahat mata tunggal. Konstruksi dan kemampuan gerak mesin serut memungkinkan
mesin tersebut dapat digunakan untuk memesin bendakerja yang lebih besar
dibandingkan dengan mesin ketam.
Mesin serut dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok ;
-
mesin serut kolum tunggal (single-column planer), dan
-
mesin serut kolum ganda (double-column
planers).
Mesin serut kolum tunggal ditunjukkan dalam gambar, juga
disebut mesin serut sisi terbuka (open side planer), memiliki kolum
tunggal yang digunakan untuk menunjang rel melintang tempat tergantungnya
kepala perkakas. Gerakan hantaran dapat dilakukan dengan menggerakkan kepala
perkakas sepanjang rel melintangUntuk menentukan kedalaman potong perkakas ke
dalam bendakerja dilakukan dengan menggerakkan rel melintang pada kolum
vertikal. Bendakerja ditempatkan di atas mejakerja yang dapat digerakkan memanjang di atas dasar. Karena mesin ini
memiliki sisi terbuka, maka dapat digunakan untuk memesin bendakerja yang
lebar.

Komoponen mesin
serut sisi terbuka (open side planer)
Mesin serut kolum ganda, memiliki dua kolum pada setiap sisi
bangku dan mejakerja. Kedua kolum tersebut berfungsi untuk menunjang rel
melintang, tempat digantungkannya satu atau lebih kepala perkakas. Dengan
menggunakan dua kolum, maka mesin ini memiliki struktur sangat kokoh, tetapi
lebar bendakerja yang dapat dimesin menjadi terbatas.
Operasi yang Terkait
Mesin ketam dan mesin
serut dapat digunakan juga untuk memesin bentuk selain permukaan datar.
Keterbatasannya bahwa permukaan yang dipotong hanya merupakan bentuk lurus,
seperti ditunjukkan dalam gambar berikut ini.

Beberapa macam bentuk yang
dapat dipotong dengan mesin ketam dan serut (a) alur V (V-groove), (b) alur persegi (square
groove), (c) celah T (T-slot),
(d) celah ekor burung (dovetail slot),
dan (e) roda gigi (gear teeth).
Kadang-kadang dibutuhkan
perkakas mesin khusus yang dapat digunakan untuk memesin suatu bentuk tertentu.
Sebagai contoh mesin ketam roda gigi (gear
shaper), yaitu suatu mesin ketam vertikal yang didesain dengan meja putar
dan kepala perkakas yang dapat dioperasikan secara sinkron dengan gerak putar
meja dalam pembuatan suatu roda gigi
B. Parut (Broaching)
Parut menggunakan perkakas
pemotong mata jamak (multiple-tooth
cutting tool) dengan menggerakkan perkakas secara linear relatif terhadap
bendakerja dalam arah sumbu perkakas seperti ditunjukkan dalam gambar berikut ini.

Operasi pemarutan (broaching)
Keuntungan pemakaian mesin ini adalah :
-
permukaan akhir bagus,
-
toleransi ketat (close
tolerance), dan
-
bentuk yang dapat dikerjakan beragam.
Kerugiannya mesin ini harganya mahal.
Terminologi dan geometri perkakas
Perkakas mesin ini
memiliki sejumlah gigi dengan ukuran yang berbeda-beda. Hantaran dilakukan
dengan peningkatan ukuran gigi secara bertahap. Gerakan hantaran dapat
dilakukan oleh perkakas atau bendakerja.
Jumlah material yang dapat
dilepaskan merupakan jumlah kumulatif dari tahapan pemotongan oleh semua gigi
perkakas.
Gerakan pemotongan
dihasilkan oleh gerakan linear perkakas melewati permukaan bendakerja. Bentuk
permukaan potong ditentukan oleh kontour tepi potong, khususnya tepi potong
yang terakhir. Karena memiliki geometri yang kompleks dan menggunakan kecepatan
potong yang rendah, maka pada umumnya perkakas dibuat dari material baja
kecepatan tinggi (high-speed steel, HSS).
Untuk pemesinan logam yang keras (misalnya besi tuang), digunakan mata potong
sisipan dari bahan karbida semented yang disolder atau dipasang secara mekanik
pada perkakas.

Terminologi dan geometri perkakas
Terdapat dua jenis operasi
mesin parut, yaitu eksternal (disebut juga parut permukaan), dan internal
seperti ditunjukkan dalam gambar berikut ini.

Beberapa macam bentuk yang dapat
dipotong dengan mesin parut
(a) Parut eksternal dilakukan
pada permukaan luar bendakerja untuk memperoleh bentuk bidang-lintang pada
permukaan.
(b) Parut internal dilakukan
pada permukaan dalam suatu lubang bendakerja. Sebelum proses ini dilakukan,
harus dibuat dahulu lubang awal agar perkakas dapat masuk ke dalam bendakerja.
Prinsip dasar dari mesin
pembesar lubang adalah gerakan linear perkakas melewati bendakerja yang diam.
Mesin pembesar lubang dapat diklasifikasikan atas pembesar lubang vertikal dan
horisontal.
|
|

C. Peggergajian (Sawing)
Penggergajian adalah
proses pemotongan bendakerja dengan celah yang sempit, menggunakan perkakas
yang memiliki sejumlah gigi dengan jarak yang rapat. Penggergajian pada umumnya
digunakan untuk memotong bendakerja menjadi dua bagian atau memotong bagian
dari bendakerja yang tidak diperlukan.
Pada kebanyakan operasi
penggergajian, bendakerja dipegang secara tetap sedang pisau gergaji bergerak
relatif terhadap bendakerja. Berdasarkan gerakan pisau gergajinya,
penggergajian dapat diklasifikasikan atas tiga jenis dasar seperti berikut ini :
(a)
Gergaji ulak-alik (gambar a) pada umumnya digunakan untuk
operasi pemotongan. Pisau gergaji ulak-alik merupakan perkakas tipis dan lurus
dengan gigi potong pada satu sisi. Proses pemotongan dilakukan dengan
menggerakkan pisau gergaji ke depan, sedang gerakan balik pisau gergaji dalam
kondisi tidak bekerja (idle). Oleh karena itu pemotongan berlangsung
secara tidak kontinu, sehingga kurang efisien dibandingkan dua jenis gergaji
yang lain yang dapat bekerja secara kontinu. Gergaji ulak-alik dapat dilakukan
baik secara manual maupun dengan daya. Daya digunakan untuk menggerakkan
mekanisme kecepatan sesuai dengan yang diinginkan, juga untuk kecepatan
hantaran/makan (feed rate) atau tekanan penggergajian (sawing press).

Tiga jenis operasi
penggergajian (a) gergaji ulak-alik (hacksawing), (b) gergaji pita/sabuk
(bandsawing), dan (c) gergaji bulat (circular sawing).
(b) Gergaji pita (gambar .b) merupakan proses penggergajian dengan gerakan
linear secara kontinu, menggunakan pisau gergaji bentuk pita tanpa ujung (loop
tertutup) yang fleksibel dengan gigi-gigi pada satu sisinya. Gergaji pita
menggunakan mekanisme puli untuk menggerakkan dan memandu pisau gergaji ke
bendakerja. Gergaji pita dapat diklasifikasikan atas dua jenis yaitu gergaji pita vertical dan gergaji
pita horizontal. Gergaji pita vertical
selain digunakan untuk memotong, juga digunakan untuk membuat kontour (contouring)
dan celah (slotting).
- Mesin gergaji pita vertical dapat
dioperasikan baik secara manual (operator memandu dan menghantarkan bendakerja
ke pisau gergaji) maupun secara automatik (bendakerja dihantarkan ke pisau
gergaji dengan daya). Inovasi terakhir mesin gergaji pita vertical ini sudah
dilengkapi dengan CNC sehingga dapat digunakan untuk membuat kountur yang
kompleks.
- Gergaji pita horisontal biasanya
digunakan untuk operasi pemotongan seperti gergaji ulak-alik.
(c) Gergaji bulat (gambar.c) menggunakan pisau gergaji
putar sehingga gerakan pisau gergaji ke bendakerja dapat dilakukan secara
kontinu. Gergaji bulat sering digunakan untuk memotong batang panjang, pipa,
dan bentuk-bentuk memanjang lainnya. Gerakan
memotongnya mirip dengan operasi frais celah (slot milling),tetapi pisau
gergaji lebih tipis dan memiliki lebih banyak gigi pemotong dibandingkan dengan
perkakas frais celah. Mesin gergaji bulat memiliki spindel untuk memutar pisau
gergaji dan mekanisme hantaran untuk menggerakkan pisau gergaji putar ke
bendakerja.
Dua jenis operasi yang berkaitan dengan
gergaji bulat adalah :
-
pemotong abrasif (abrasive
cutoff) dan
-
gergaji gesek (friction sawing).
Pemotong
abrasif menggunakan piringan abrasif untuk melakukan
operasi pemotongan pada bahan keras yang sulit digergaji dengan pisau gergaji
konvensional.
Gergaji
gesek menggunakan piringan baja yang diputar ke bendakerja
dengan kecepatan sangat tinggi, menghasilkan panas gesek yang dapat menyebabkan
bahan
(logam)
menjadi cukup lunak, sehingga piringan baja tersebut dapat menghasilkan
penetrasi menembus bendakerja.
Pisau Gergaji
Untuk
ketiga jenis operasi penggergajian di atas, pisau gergaji memiliki ciri-ciri
umum yaitu seperti
ditunjukkan dalam gambar 9.35 berikut ini.

Bentuk pisau gergaji : (a)
nomenklatur untuk geometri pisau gergaji (b) dua jenis bentuk gigi (tooth
form), (c) dan dua jenis setelan gigi (tooth set)
(a) Nomenklatur untuk geometri pisau gergaji
(gambar.a), meliputi :
-
sudut garuk/sudut muka (rake
angle/face angle),
-
sudut ruang bebas (clearance
angle),
-
jarak gigi (tooth spacing),
-
alur antara gigi (gullet), dan
-
kedalaman alur (gullet depth).
Jarak gigi adalah
jarak antara gigi yang berdekatan pada pisau gergaji, parameter ini menentukan
ukuran gigi dan ukuran alur (gullet) antara gigi;
Alur adalah
merupakan ruang untuk pembentukan serpihan oleh gigi potong yang berdekatan.
(b) Bentuk pisau gergaji (gambar b) yang paling umum digunakan pada
gergaji ulak-alik dan gergaji pita
adalah :
-
gigi lurus (straight tooth),
dan
-
gigi pemotong bawah (undercut
tooth).
Gigi lurus
memiliki sudut garuk nol digunakan untuk pisau gergaji kecil, sedang gigi pemotong bawah digunakan
untuk pisau gergaji yang lebih besar.
(c) Setelan gigi (gambar c) memungkinkan celah potong (kerf
cut) yang dihasilkan oleh pisau gergaji lebih lebar daripada ketebalan
pisau gergaji itu sendiri, sehingga pisau gergaji tersebut tidak terjepit oleh
dinding celah yang baru terbentuk. Dua jenis setelan gergaji, yaitu :
-
setelan lurus (straight set),
dan
-
setelan garuk (raker set).
Setelan lurus memiliki setelan gigi ke kanan dan gigi berikutnya ke
kiri, digunakan untuk kuningan, tembaga, dan plastik;
Setelan
garuk terdapat
satu gigi lurus berselang-seling dengan dua gigi yang arahnya berlawanan,
digunakan untuk pemotong baja dan besi (logam keras).
6.
BENTUK, TOLERANSI, DAN
PENYELESAIAN PERMUKAAN
Operasi
pemesinan digunakan untuk memperoleh produk dengan geometri tertentu yang
memiliki toleransi dan penyelesaian permukaan yang baik.
A. Pembentukan dalam
Pemesinan
Produk
pemesinan dapat diklasifikasikan dalam dua jenis geometri, seperti ditunjukkan
dalam gambar, yaitu :
(a) Produk rotasional (gambar a) memiliki geometri berbentuk silinder atau
piringan. Dalam operasi ini perkakas potong melepaskan material dari bendakerja
yang berputar, seperti pada operasi pembubutan dan operasi pengeboran.
Penggurdian juga dapat digolongkan dalam katagori ini, tetapi lubang dihasilkan
dari perkakas yang berputar.

Dua jenis geometri produk
pemesinan (a) produk rotasional (rotational
part), dan (b) produk non-rotasional/prismatik (rotational/prismatic
part)
(b)
Produk non-rotasional
(gambar b) memiliki
geometri berbentuk balok atau pelat. Geometri produk diperoleh dari gerakan
linear bendakerja dikombinasikan dengan gerakan perkakas yang berputar atau
bergerak linear. Operasi yang termasuk dalam katagori ini adalah pemfraisan,
penyerutan, pengetaman, dan penggergajian.
B. Operasi dalam Pemesinan
Setiap
operasi pemesinan menghasilkan karakteristik geometri karena dua faktor :
-
gerakan relatif antara perkakas dan
bendakerja, dan
-
bentuk dari perkakas potong.

Operasi
turunan : (a) pembubutan lurus (straight turning), (b) pembubutan tirus
(taper turning), (c) pembubutan kontour (cotour turning), (d)
pemfraisan datar (plain milling), (e) pemfraisan profil (profile
milling).
Berdasarkan
hal tersebut di atas maka operasi dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis
operasi, yaitu :
-
operasi turunan (generating
operation),
-
operasi pembentukan (forming
operation), dan
-
kombinasi operasi turunan dan
operasi pembentukan.
Dalam operasi turunan, geometri produk ditentukan
oleh lintasan hantaran/pemakanan perkakas potong.
Dalam operasi pembentukan, bentuk
produk ditentukan oleh geometri perkakas potong, karena tepi potong perkakas
memiliki bentuk kebalikan dari bentuk permukaan produk yang dibuat.

Operasi
pembentukan : (a) pembubutan bentuk (form turning), (b) penggurdian (drilling),
(c) pemarutan (broaching).
Operasi turunan dan
operasi pembentukan
kadang-kadang dikombinasikan, seperti ditunjukkan dalam gambar

Kombinasi
operasi turunan dan operasi pembentukan
: (a) pemotongan ulir dalam pembubutan (thread cutting on lathe ), (b)
pemfraisan celah (slot milling).
Dalam
pemotongan ulir bentuk mata potong perkakas menentukan bentuk ulir, tetapi
kecepatan hantaran yang besar menghasilkan ulir. Dalam pembentukan celah, lebar
pemotong menentukan lebar celah, tetapi gerakan hantaran menghasilkan celah.
C. Toleransi dalam Pemesinan
Pemesinan
sering dipilih bila dikehendaki toleransi yang ketat, karena operasi pemesinan
dapat menghasilkan akurasi relatif tinggi dibantdingkan proses pembentukan yang
lain. Gambar 9.40 menunjukkan toleransi yang dapat dicapai untuk kebanyakan
operasi pemesinan. Semakin ketat toleransi biasanya biaya yang diperlukan lebih
besar.

Toleransi
yang dapat dicapai dalam operasi pemesinan
Misalnya
suatu produk dengan diameter lubang 0,250 in didesain dengan toleransi ±
0,003 in., maka toleransi ini dapat dicapai dengan operasi penggurdian. Tetapi
bila dikehendaki toleransi ± 0,001 in, maka diperlukan pekerjaan tambahan
yaitu reaming sehingga menjadi lebih mahal.
D. Penyelesaian
Permukaan dalam Pemesinan
Penyelesaian permukaan yang dapat
dicapai dalam operasi pemesinan ditunjukkan dalam gambar. Data dalam gambar tesebut menunjukkan
penyelesaian yang dapat dicapai dengan menggunakan perkakas mesin yang modern
dan dipelihara dengan baik.

Nilai penyelesaian permukaan yang dapat dicapaidalam
berbagai operasi pemesinan
Kekasaran permukaan pemesinan
tergantung pada beberapa faktor :
-
geometri,
-
material bendakerja,
-
vibrasi dan perkakas mesin.
Faktor
Geometri yang menentukan geometri permukaan bendakerja
yang dimesin, seperti ditunjukkan dalam gambar adalah :
-
jenis operasi pemesinan,
-
geometri perkakas pemotong (terutama
jari-jari ujung / nose radius) (gambar a),
-
hantaran/pemakanan (feed) (gambar
b).

Pengaruh factor-faktor geometri dalam penentuan
penyelesaian permukaan bendakerja
Pengaruh jari-jari ujung dan pemakanan dapat dikombinasikan dalam suatu persamaan (untuk operasi pemotongan dengan perkakas mata tunggal) :

Dimana
: Ri =
harga rata-rata aritmetik teoritis kekasaran permukaan, in (mm); NR
= jari-jari ujung, in (mm);
f =
pemakanan, in (mm).
Untuk
operasi frais selubung (slab milling) dengan tepi potong lurus, dapat
digunakan persamaan Martelloti :

Dimana
: f = beban serpihan, in/gigi (mm/gigi);
D = diameterpemotong frais, in (mm);
nt
= jumlah gigi pemotong.
Faktor material bendakerja yang
mempengaruhi penyelesaian permukaan :
-
pengaruh sisi yang
terbangun (BUE),
-
cacat permukaan akibat
serpihan yang melingkar kembali ke bendakerja,
-
sobekan yang terjadi
pada permukaan bendakerja selama pembentukan serpihan bila material yang
dimesin ulet (ductile),
-
retak yang terjadi pada
permukaan bendakerja akibat serpihan tidak kontinu bila material yang dimesin
getas (brittle),
-
gesekan antara panggul
perkakas dan permukaan yang baru dihasilkan.
Gambar rasio
kekasaran aktual dan kekasaran ideal sebagai fungsi kecepatan potong.

Rasio kekasaran aktual dan kekasaran ideal
sebagai
fungsi kecepatan potong
Prosedur untuk memprediksi kekasaran
permukaan aktual dalam operasi pemesinan adalah :
-
hitung harga kekasaran permukaan ideal,
dan
-
kalikan harga tersebut dengan rasio
kekasaran aktual (actual rougness) terhadap kekasaran ideal (ideal
rougness), dengan persamaan :
Ra
= rai Ri
Dimana
: Ra = harga
perkiraan kekasaran aktual, µin (µm);
rai = rasio
penyelesaian permukaan aktual terhadap penyelesaian permukaan ideal; dan
Ri
= harga
kekasaran ideal, µin (µm).
Contoh
soal :
Operasi
pembubutan dilakukan terhadap baja C1008 (material ulet/ductile)
menggunakan perkakas dengan jari-jari ujung = 1/64 in. Kondisi pemotongan
adalah kecepatan = 300 ft/min, dan pemakanan f = 0,010 in /rev. Hitung
perkiraan kekasaran permukaan dalam operasi ini.
Jawab
:
Kekasaran
ideal :

Kekasaran
aktual :
Ra
= rai Ri
rai
= 1,27 (diperoleh dari kurve fig. 25.45)
Ra = 1,27 x 67 = 85 min.
Faktor vibrasi dan perkakas mesin, termasuk :
-
perkakas mesin,
-
pemahatan, dan
-
penyetelan dalam operasi
Tahapan untuk mengurangi terjadinya
vibrasi :
-
tambahkan kekakuan dan atau redaman,
-
operasikan pada kecepatan yang
menghasilkan frekuensi yang sesuai dengan frekuensi naturalnya,
-
kurangi hantaran dan kedalaman potong,
-
gantikan desain pemotong untuk
mengurangi gaya.
Pertanyaan
1) Jati
widianto
apakah
perbedaan proses pembubutan dan gerinda
2) ahmad
rigel
jenis
– jenis mesin frais
jawab
1)
proses pembubutan (turning) proses yang
melibat berbagai macam mesin, dimana prinsip utamanya adalah mengurangi
diameter benda kerja
proses gerinda
adalah menghaluskan, menggosok atau mengasah benda kerja pada proses finishing.
Biasanya finishing dari proses casting
2)
jenis – jenis mesin frais
Mesin frais horisontal,
memiliki spindel horisontal dan didesain untuk operasi frais keliling,
seperti frais selubung, frais alur, frais sisi, dan frais kangkang.
Mesin frais vertical,
memiliki spindel vertical dan didesain untuk operasi frais muka, frais
ujung, frais kontour permukaan, dan pemotongan stempel
Mesin Frais Lutut dan Kolum
Mesin frais lutut dan
kolum adalah perkakas mesin dasar untuk operasi frais. Nama ini diberikan
karena mesin memiliki dua komponen utama yaitu lutut dan kolum.
Frais Jenis Bangku
Mesin frais jenis bangku
didesain untuk produksi massal, memiliki kekakuan (rigiditas) lebih tinggi
dibandingkan dengan mesin frais lutut dan kolum, sehingga dapat digunakan untuk
kecepatan hantaran dan kedalaman potong yang lebih tinggi untuk menghasilkan
kecepatan pelepasan material (MRR)
yang lebih tinggi pula
Frais Jenis Serut
Frais jenis serut ini
adalah jenis mesin frais yang paling besar. Konstruksinya mirip dengan konstruksi
mesin serut, pahat mata tunggal diganti dengan pahat mata jamak (pahat frais),
Frais Penjejak
Frais penjejak disebut
juga frais profil (profilling mill),
didesain untuk mereproduksi geometri benda yang tidak beraturan yang telah
dibuat dalam bentuk pola/mal (template).